Jangan Rampas Mimpi Anakku



Sanksi suspensi telah didepan mata, tak perlu menyalahkan siapa!

Induk olahraga sepakbola dunia FIFA, saat ini tinggal menandatangai draf sanksi bagi persepakbolaan Indonesia. Selama ini seperti dikelatuhi induk olahraga sepakbola dunia ini, telah berulangkali mengeluarkan ancaman sanksi bagi persepakbolaan di Indonesia, akan tetap  FIFA masih bermurah hati dengan memberikan kesempatan bagi persepakbolaan Indonesia untuk berbenah dan memperbaiki diri. Sanksi berupa suspensi yang akan diterima tinggal menghitung jam. Ini menandakan jika sanksi ini diberikan bagi persepakbolaan Indonesia maka mimpi anak-anak kita menjadi pemain-pemain sepakbola terkenal yang dapat mengharumkan nama negeri akan terampas. Haruska mimpi anak-anak kita terampas, atas keegoaan dua kubu yang bertikai? Saya hanya bisa berkata “Jangan rampas mimpi anakku.”

Kisruh yang terjadi saat ini antara Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) yang seakan tak akan kunjung usai telah menuai keperihatian seluruh pecinta olahraga bola di Indonesia termasuk saya pribadi. Keperihatian tersebut tidak hanya datang dari anak-anak negeri ini tapi juga dari Wakil Presiden FIFA yang juga merupakan anggota komite eksekutif Asian Football Confederation (AFC) Pangeran Ali Bin Al Hussein.

Menurutnya sepakbola begitu penting bagi masyarakat Indonesia, sehingga masalah ini harus segera diselesaikan. Suatu Negara tidak boleh memiliki dua liga dan itu adalah masalah mendasar yang harus segera diselesaikan. Pangeran Ali juga mengatakan pihaknya telah berusaha melakukan yang terbaik dengan membentuk tim task force AFC beberapa waktu lalu, namun kedua kubu masih belum ada itikad baik berdamai. Hal ini yang menyebabkan persoalan tak kunjung usai.

Jika sanksi yang dikeluarkan FIFA dalam sidang yang berlangsung Jumat 14 Desember 2012 besok di Tokyo, Jepang. Sanksi tersebut tidak hanya akan berdampak pada PSSI namun juga berdampak pada para pecinta olahraga sepakbola di Indonesia. Sebelum siding yang berlangsung Jumat besok FIFA telah memberikan tenggat waktu kepada Indonesia untuk mnyelesaikan berbagai permasalahan dalam sepakbola Indonesia hingga 10 Desember 2012 lalu.

Selama tenggak waktu yang diberikan tersebut FIFA melakukan penilaian, jika Indonesia gagal dalam menyelesaikan permasalahan persepakbolaan, maka akan terkena sanksi suspensi yang merupakan sanksi melarang Indonesia bermain atau berhubungan dengan liga-liga yang berafiliasi dengan FIFA. Meskipun kondisi sudah semakin kritis namun hingga kini masih ada saja pihak-pihak yang menyalahkan pemerintah dengan membentuk tim task force sementara tim yang sama telah dibentuk oleh pemerintah.

Yang harus ditekankan sekarang tidak usalah saling menyalahkan. Sanksi FIFA tetap juga akan didapatkan, kesempatan yang diberikan FIFA dalam melakukan perbaikan tidak kunjung membuahkan hasil hingga batas waktu yang telah ditetapkan yakni 10 Desember 2012 kemarin. Jika kita tidak berkesempatan lagi bermain dan berhubungan dengan liga-liga yang berafiliasi dengan FIFA, maka kedepannya tidak ada lagi pemain-pemain nasional kita yang akan dicaci maki oleh supporter liga dari Negara lain, tidak ada lagi sinar laser, tidak ada lagi supporter kita yang akan dianiyaya oleh supporter dari Negara tetangga, tidak adalagi penghinaan bagi negeri ini, tidak adalagi AFF dan yang terpenting mimpi anak-anak kita menjadi pemain nasional yang akan mengharumkan nama negeri ini telah terampas oleh keegaan induk-induk liga di Negeri tercinta ini.