Kandungan dalam Air Susu Ibu

DHA dan Omega 3 selain terdapat pada ASI juga pada ikan.

ilustrasi
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alami untuk bayi. Namun seringkali  para ibu tidak berhasil menyusui atau berhenti menyusui lebih dini dari yang semestinya. Oleh karena itu, diperlukan bantuan agar proses menyusui berhasil. Kurangnya pengertian tentang keunggulan ASI dan manfaat menyusui membuat para ibu mudah terpengaruh oleh promosi susu formula yang sering dinyatakan sebagai pengganti air susu ibu. Itu sebabnya, belakangan ini semakin banyak ibu bersalin memberikan susu formula yang sebenarnya merugikan mereka.
Begitu banyak manfaat yang didapat jika bayi diberikan ASI. Maka inisasi menyusui dini sangat dianjurkan yakni pemberian ASI eksklusif antara 30 menit hingga satu jam sejak bayi lahir. ASI pertama yang diberikan terhadap bayi juga disebut kolostrum atau susu awal yang merupakan ASI pertama yang dikeluarkan pada hari-hari pertama setelah bayi lahir. Kolostrum berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental karena mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. Selain itu kolostrum juga mengandung vitamin E dan K serta beberapa mineral seperti natrium dan ZN.
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama lgA untuk melindungi dari   penyakit infeksi khususnya diare. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari isapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, oleh karena itu harus diberikan kepada bayi.
Kolostrum juga mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat dan lemak rendah, sehingga cocok untuk kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama setelah kelahiran. Selain itu, juga membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
ASI yang diberikan kepada bayi juga merupakan makanan yang mudah dicerna  karena selain mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut, ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi atau anak.
Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan (rasio) antara whey dan casein yang sesuai untuk bayi. Rasio whey:casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35, komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap dibanding susu sapi. Pada susu sapi perbandingannya adalah 20:80, mengandung lebih banyak casein yang tidak mudah diserap.
Dalam ASI juga terdapat taurin, yang merupakan sejenis asam amino kedua terbanyak terdapat dalam ASI dan tidak terdapat dalam susu sapi. Taurin berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperang penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa efek defisiensi akan berakibat gangguan pada retina mata.
Saat ini taurin banyak ditambahkan pada susu formula karena penelitian menunjukkan bahwa kadar taurin plasma yang rendah 50 persen pada bayi dengan formula dibandingkan dengan bayi yang menyusui. Bukan cuma itu, dengan memberikan ASI kepada bayi maka sel-sel pembentukan otak bayi menjadi lebih optimal karena ASI juga mengandung Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) yang merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang.
DHA dan AA yang terdapat dalam ASI, jumlahnya sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak di kemudian hari. Selain dapat diperoleh secara langsung, DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesis dari substansi pembentukannya yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat). Bahan makanan sumber DHA dan Omega 3 selain pada ASI juga terdapat pada ikan, sehingga ikan sangat baik dan dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui.