Ada beberapa media berita, baik itu cetak, elektroni dan online yang masih mempertahankan gaya bahasa "Formal" sebagai ciri khas mereka hingga saat ini. Memang bahasa formal pada media berita merupan kewajiban mengingat salah satu fungsi media berita adalah mendidik. Tapi yang harus diingat selain sebagai media yang mendidik media juga harus memiliki kedekatan emosional dengan pembacanya yang berasal dari beragam usia.
Jika seorang wartawan atau pemilik media berita masih mempertahankan"Egonya" maka sendirinya media tersebut akan dianggap kaku dan tak bisa mengikuti perkembangan jaman yang terus mengalami perubahan. Tak ada salahnya jika mulai saat ini seorang wartawan atau pihak yang memiliki kebijakan dalam perusahaan media menyelipkan sesekali bahasa yang saat ini lagi "Gaul" dan dimengeri oleh semua pembaca.
Salah satu contoh bahasa atau kata-kata yang dapat diselipkan pada tulisan berita seperti yang sering digunakan oleh kalangan remaja tetapi sinonimnya tidak dapat ditemukan di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tapi hampir setiap hari digunakan. Mengapa kata-kata seperti itu penting diselipkan, tujuannya tak lain mendekatkan media yang sementara dikelolo dengan semua pembacannya, agar media Anda tidak dianggap kaku dan kuno.
Bukan hanya itu, Indonesia merupakan Negara yang multi Budaya, Suku dan Agama. Agar media berita lebih dekat lagi dengan pembacanya dan pembaca menjadi merasa memiliki media tersebut maka yang harus dipahami adalah karakter dimana media tersebut beroperasi jadi jangan ragu selain menyelipkan bahasa gaul juga menyelipkan bahasa lokal.
Jika hal ini dilakukan tentunya akan memberi nilai tambah, tapi tentunya tidak semua pembaca yang ada di daerah tersebut paham dan mengerti bahasa gaul dan bahasa lokal setempat. Maka jika Anda benar-benar ingin menyelibkan kata-kata gaul atau bahasa daerah sebaiknya juga di berikan artinya.