Hari ini saya kembali mencoba mengingat-ingat apa yang pernah terjadi beberapa tahun yang lalu waktu masih dengan teman-teman liputan di lapangan. Saya sedikit akan bercerita untuk berbai pengalaman agar dikemudian hari kejadian yang sangat memalukan dan dapat membuat bangkrut perusahan tempat anda bekerja tidak terjadi.
Waktu itu ada penugasan liputan dan mewawancara dengan seorang Menteri, ya namanya juga Menteri yang datang dari Ibu Kota tentunya menjadi perhatian khusus bagi wartawan yang ada di daerah untuk bisa mewawancarai langsung untuk di jadikan berita pada halaman depan bagi media cetak. Tujuan Menteri ini datang ke salah satu perguruan tinggi dalam rangka melakukan peresmian.
Kampus dengan begitu banyak mahasiswa dan dosen ditambah tim yang mengamankan Menteri tentunya menjadi kesulitan tersendiri bagi beberapa wartawan yang ingin mendekat dan melakukan wawancara khusunya bagi teman wartawan yang agak terlambat datang. Nah insiden mulai muncul pada saat itu dimana salah seorang teman wartawan yang terlambat datang sehingga hanya sempat melihat iring-iringan mobil menteri meninggalkan kampus tidak mau ambil pusing.
Kebiasaan yang sering dilakukan beberapa wartawan pun dia lakukan yakti, bertanya data pada teman wartawan yang menurut teman ini sempat mewawancara Menteri. "Tadi kamu tanya apa menteri dan dia jawabannya apa," ini pertanyaan yang disampaikan teman wartawan yang terlambat datang. Karena tuntutan perusahaan yang mengharuskan dia mendapatkan komentar menteri cara yang tidak etis menurut saya ini pun dia lakukan.
Si wartawan tempat wartawan yang terlambat tadi memberikan jawan. Dan ternyata jawaban yang di berikan asal jawab. Wartawan penanya ini langsung menerima begitu saja tampa melakukan pengecekan ulang. Dengan penuh rasa percaya diri data-data yang didapatkanya itu langsung digbuat berita dan ditayangkan.
Si Menteri ternyata masih berada di daerah tempatnya melakukan peresmian, sehingga dia membaca tulisan yang diturunkan wartawan yang suka bertanya itu. Komplen pun disampaikan menteri kepada perusahan yang mnerbitkan berita yang menurut metri tida pernah dia sampaikan, bahkan ancaman gugatan dilayangkan pada perusahan media tersebut.
Dari pengalaman yang sempat saya alami ini memberikan pelajaran bagi kita lebih baik jangan menulis jika data yang diperoleh bukan langsung bersumber pda nara sumber. Tidak semua teman wartawan akan memberikan informasi yang benar kepada wartawan lainnya mengingat ada penyebutan berita ekslusif pada media yang menjadi persaingan bisnis.
Sebagai wartawn profesional anda harus menurunkan berita yang benar-benar anda dapatkan langsung dari nara sumber. jangan mudah percaya begitu saja dengan data yang diberikan oleh teman Anda, tapi data tersebut dijadikan bahan dasar untuk bertanya dan mengembangkan berita.