Hampir semua orang yang berhasil meraih kesuksesan di dunia ini tentunya sebelumnya memiliki tujuan hanya sedikit saja yang berkeliaran diluar sana menikmati kesuksesan tanpa mereka sadari dan ketahui sebelumnya jika meraka akan sejajar dengan orang-orang yang telah menyusun strategi untuk meraih gemerlap dunia dari titik nol. Bagaimana dengan mereka yang sudah sejak lahir tak pernah memiliki tujuan kecuali hanya untuk mati lalu dilupakan tanpa adanya catatan sejarah yang disimpan untuk kita kenang sepanjang jaman seperti para nabi atau ilmuan-ilmuan yang hasil karyanya sampai saat ini kita nikmati. Bisa disekatakan penulis ini. salah satu orang yang tidak memiliki tujuan hidup, sehingga tak dapat memaknai hidup ini dan penulis bukan juga orang yang tidak memiliki tujuan lalu sukses namun tujuan dan kesuksesan belum juga bisa menemani hari-hari penulis.
Tak ada salahnya jika penulis mengatakan semua yang saat ini penulis jalani dan alami semuanya serba kebetulan. seperti saat masih kuliah penulis tak pernah memimpikan duduk pada bangku perkulihan. namun tiba-tiba setelah perkuliahan berjalan selama sebulan penulis dipanggil untuk kuliah. tentunya bingung mau masuk fakultas apa? langsung saja pilih fakultas hukum. pada saat teman-teman seangkatan sibuk-sibuknya urus organisasi kampus malah penulis bergabung dengan salah satu majalah lokal yang juga majalah yang tidak tau apa visi-misinya.
pada saat penulis bergabung dengan mejalah tersebut dengan tujuan ingin menjadi wartawan yang katanya wartawan itu adalah orang hebat yang serba bisa membuat penulis semakin tertarik terjun pada dunia jurnalis. eh malah bukannya diajarkan bagaimana cara liputan, wawancara dengan sumber dan menulis berita yang terjadi malah diberi setumpuk majalah untuk dijual pada kepala-kepala sekolah atau pejabat dengan cara menakut-nakuti mereka jika tidak mau berlangganan majalah.
tapi nama juga juga pomula tidak apalah yang penting sudah ada keberanian menemui orang-orang besar. kalau tidak menemui mereka bagaimana bisa dapat uang pemilik majalah tidak memberi gaji jadi harus kreatif walau pun ujungnya harus memeras. Tentunya sebagai orang yang terlanjur memilki cita-cita menjadi wartawan saya terus mengasa dan mencari tau ilmu jurnalis dengan mulai mengikuti pelatihan-pelatihan jurnalis.setelah memeiliki sedikit bekal pada dunia jurnalis penulis pun mencoba mendaftar pada Radio Berita menjadi reporter. dan akhirnya diterima kerja pada radio tersebut. disitulah saya baru bisa katakan karir di dunia jurnalis baru saya mulai. ilmu jurnalis mulai saya dapatkan. setelah beberapa bulan saya berkarir dan belajar pada radio yang saya mulai pada sekitar tahun 2003 sayapun mulai bergabung pada koran mingguan yang tujuannya lagi-lagi ingin belajar pada media cetak. karena medianya bangkrut jadinya nganggur deh. tapi nganggurnya tidak kelamaan juga karena sempat mengelola bisnis kecil-kecilan.
lagi-lagi setelah bisnis kecil-kecilan ada teman yang nawarin bergabung pada salah satu koran harian lokal. tentunya kesempatan ini saya tidak sia-siakan disitulah betul-betul saya merasakan menjadi seorang warawan dengan tetap mempertahankan kode etik jurnalis yang saya ketahui dan idealisme walaupun penghasilan kecil sehingga harus selalu meminta uang tambahan pada orang tua namun tak ada masalah. karena perinsif yang saya miliki bagaimana saya bisa dikenal dan besar di Media itu pun terjadi.
yang ingin saya bagikan kepada pembaca tetaplah berusaha walaupun apa yang terjadi jangan menyerah demi cita-cita yang telah diimpikan saya yakin pasti suatu saat akan kita raih cepat atau lambat.
Tak ada salahnya jika penulis mengatakan semua yang saat ini penulis jalani dan alami semuanya serba kebetulan. seperti saat masih kuliah penulis tak pernah memimpikan duduk pada bangku perkulihan. namun tiba-tiba setelah perkuliahan berjalan selama sebulan penulis dipanggil untuk kuliah. tentunya bingung mau masuk fakultas apa? langsung saja pilih fakultas hukum. pada saat teman-teman seangkatan sibuk-sibuknya urus organisasi kampus malah penulis bergabung dengan salah satu majalah lokal yang juga majalah yang tidak tau apa visi-misinya.
pada saat penulis bergabung dengan mejalah tersebut dengan tujuan ingin menjadi wartawan yang katanya wartawan itu adalah orang hebat yang serba bisa membuat penulis semakin tertarik terjun pada dunia jurnalis. eh malah bukannya diajarkan bagaimana cara liputan, wawancara dengan sumber dan menulis berita yang terjadi malah diberi setumpuk majalah untuk dijual pada kepala-kepala sekolah atau pejabat dengan cara menakut-nakuti mereka jika tidak mau berlangganan majalah.
tapi nama juga juga pomula tidak apalah yang penting sudah ada keberanian menemui orang-orang besar. kalau tidak menemui mereka bagaimana bisa dapat uang pemilik majalah tidak memberi gaji jadi harus kreatif walau pun ujungnya harus memeras. Tentunya sebagai orang yang terlanjur memilki cita-cita menjadi wartawan saya terus mengasa dan mencari tau ilmu jurnalis dengan mulai mengikuti pelatihan-pelatihan jurnalis.setelah memeiliki sedikit bekal pada dunia jurnalis penulis pun mencoba mendaftar pada Radio Berita menjadi reporter. dan akhirnya diterima kerja pada radio tersebut. disitulah saya baru bisa katakan karir di dunia jurnalis baru saya mulai. ilmu jurnalis mulai saya dapatkan. setelah beberapa bulan saya berkarir dan belajar pada radio yang saya mulai pada sekitar tahun 2003 sayapun mulai bergabung pada koran mingguan yang tujuannya lagi-lagi ingin belajar pada media cetak. karena medianya bangkrut jadinya nganggur deh. tapi nganggurnya tidak kelamaan juga karena sempat mengelola bisnis kecil-kecilan.
lagi-lagi setelah bisnis kecil-kecilan ada teman yang nawarin bergabung pada salah satu koran harian lokal. tentunya kesempatan ini saya tidak sia-siakan disitulah betul-betul saya merasakan menjadi seorang warawan dengan tetap mempertahankan kode etik jurnalis yang saya ketahui dan idealisme walaupun penghasilan kecil sehingga harus selalu meminta uang tambahan pada orang tua namun tak ada masalah. karena perinsif yang saya miliki bagaimana saya bisa dikenal dan besar di Media itu pun terjadi.
yang ingin saya bagikan kepada pembaca tetaplah berusaha walaupun apa yang terjadi jangan menyerah demi cita-cita yang telah diimpikan saya yakin pasti suatu saat akan kita raih cepat atau lambat.